Tanggal : 25 Feb 2018
Pembicara : Bpk. Gembala
Ayat Pokok : Kejadian 6:1-7

Pada zaman Nuh, umat manusia bertambah banyak secara signifikan. Dunia dikuasai oleh anak-anak manusia, dan bukan oleh anak-anak Allah. Sehingga, kondisi rohani di masa itu mengalami kemunduran dan menimbulkan penyesalan Allah telah menciptakan manusia (Kej 6:1-7)

Beberapa kondisi yang terjadi di zaman Nuh juga terjadi di masa kini. Banyak pernikahan terjadi tanpa memperhatikan hal-hal rohani, dan tidak lagi mempertimbangkan bibit, bebet dan bobot.

Saat memasuki pernikahan dengan pemberkatan nikah, anak-anak Tuhan berada di bawah hukum Tuhan. Saat mencatatkan pernikahan di catatan sipil, pernikahan tersebut berada di bawah hukum manusia. Selain hukum Allah dan hukum manusia, masih ada hukum yang lebih utama, yaitu kasih. Pernikahan harus didasari oleh kasih kepada Tuhan.

Tanggal : 18 Feb 2018
Pembicara : Bpk. Bondan Abraham
Ayat Pokok : Efesus 4:3

Di zaman Paulus, kota Efesus adalah koloni Romawi yang dijadikan ibu kota Asia. Karena itu, di kala itu kota Efesus merupakan kota pelabuhan yang sangat sibuk. Kota ini juga menjadi pusat penyembahan dewa arthemis. Namun pelayanan Paulus membawa banyak penduduk Efesus yang bertobat dan percaya kepada Yesus. Mereka berasal dari latar belakang bangsa dan budaya yang berbeda-beda, terutama yang berlatar belakang Yahudi dan Non Yahudi.

Paulus menasehatkan mereka untuk hidup dalam kesatuan roh dan berpadanan sebagai anak Allah, lepas dari latar belakang dan budaya mereka yang beragam. Untuk menjaga hal ini, Paulus menghimbau mereka untuk rendah hati, lemah lembut dan sabar (Efesus 4:2).

Tanggal : 11 Feb 2018
Pembicara : Bpk. Gembala
Ayat Pokok : Efesus 4:1-3

Paulus menasehati agar kita hidup berpadanan dengan panggilan kita, yaitu selalu lemah lembut, rendah hati dan sabar. Juga diwujudkan dalam kasih, dengan tindakan dalam hal saling membantu (Efesus 4:1-3). Setelah kita melakukannya, kita harus menjaga kesatuan roh dalam ikatan damai sejahtera

(Efesus 5:14-17) Masih banyak orang yang tertidur, bahkan mati, yaitu tidak dapat menjaga kesatuan itu sehingga terpecah-belah. Kita masing-masing harus menjaga kerohanian kita, jangan sampai tertidur, apalagi sampai mati.

Selama masih ada kesempatan, kita harus mengasuh dan merawat kesatuan Roh itu. Jangan sampai baru setelah saat kita tinggal sendiri, kita baru merindukan dan menyesali waktu yang berlalu tanpa menikmati momen yang ada (Efesus 5:22-33)

Tanggal : 4 Feb 2018
Pembicara : Bpk. Gembala
Ayat Pokok : Efesus 4:3

(Kolose 3:14) Kasih Agape adalah pengikat yang menyempurnakan kasih dan kesatuan Roh. Di atas kehidupan kita, kasihlah yang mengikat kita dengan Allah dan dengan sesama. Kasih itu juga yang akan membawa kita kepada kesempurnaan gereja. Pikirkanlah perkara yang di atas, jangan perkara di bumi

(Yesaya 43:18) Jangan lagi mengingat-ingat hal masa lalu, karena Tuhan akan membuat sesuatu yang baru. Jangan lagi mengingat-ingat perkara yang di bumi sehingga kita tidak mengingat perkara yang di atas

(1 Samuel 17:33-37) Daud mengingat penyertaan dan pembelaan Allah ketika ia sedang menghadapi bahaya saat menggembala domba. Ia mengingat bahwa Allah selalu bekerja dan membela karena itu ia percaya Allah juga akan bekerja saat ia melawan Goliat